untuk artikel-artikel tentang ekonomi syariah saya sengaja membikin blog khusus ekonomi syariah di shariaeconomy.blogspot.com
untuk artikel tentang penerbitan buku, saya sengaja membikin blog khusus penerbitan buku di penerbitbukuislam.blogspot.com
silakan kunjungi blog tersebut
untuk artikel tentang penerbitan buku, saya sengaja membikin blog khusus penerbitan buku di penerbitbukuislam.blogspot.com
silakan kunjungi blog tersebut
1. Persiapan di Indonesia
. Menentukan pilihan studi secara matang, studi apa yang akan nanti dipilih.
. Mencari informasi yang selengkap-lengkapnya baik melalui internet, Kedutaan Jerman, Goethe Institut di kota terdekat atau teman/relasi yang pernah ke atau sedang di Jerman. Tentunya juga bisa memilih layanan kami (G2G).
. Membuat Paspor dan keperluan administrasi lainnya yang berhubungan dengan izin studi keluar negeri dari pemerintah Indonesia.
. Langsung mendatangi Kedutaan Jerman atau perwakilannya, untuk bisa langsung mendapatkan informasi / keterangan baik lisan atau tertulis dengan membawa formulir persyaratan yang telah di sediakan.
(minimal 3 kali kunjungan ke Kedutaan Jerman dari proses pengisian formulir, legalisasi sampai dengan penerbitan Visa, selama kurun waktu 1-3 bulan).
. Untuk mempercepat proses penerbitan Visa jika bisa sebaiknya:
- Jika ada keluarga atau relasi di yang bertempat tinggal di Jerman mintalah bantuan mereka untuk menjadi sponsor, sebagai penanggung biaya hidup di sana.
- Meminta bantuan dari keluarga atau relasi anda untuk mendaftarkan ke sekolah Bahasa atau Studkoll atau Perguruan Tinggi di Jerman. Setelah itu Dokumen bukti penerimaan Sekolah bisa di lampirkan pada persyaratan yang harus dipenuhi.
. Beberapa hal/dokumen yang sebaiknya dipersiapkan:
- Paspor
- Pas foto bermacam ukuran ( 2x3; 3x4; 4x6 )
- *Surat keterangan penerimaan Beasiswa
- *Ijin Studi ( Tugas Belajar ) dari Universitas / Instansi tempat bekerja
- **Surat Nikah, Akte Kelahiran Istri/Suami/Anak.
- Surat Jaminan keuangan dari Bank. ( Bahasa Inggris/Jerman ) disertai;
. Fotokopi Deposito / Tabungan setara € 6.000,-
. Bukti Aset/Kekayaan Sponsor setara € 6.000,- atau Lebih.
- Akte kelahiran ( Terjemahan + Legalisasi )
- Ijazah SMA dan atau S1 ( Terjemahan + Legalisasi )
- Transkrip Nilai Ijazah ( Terjemahan + Legalisasi )
- Surat Keterangan Sehat ( Terjemahan/Bahasa Inggris + Legalisasi )
- Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Kepolisian (Terjemahan + Legalisasi)
- Ijazah Bahasa Jerman dan atau Toefl ( Skor: 550)
- „Lebenslauf“ / CV-Curriculum Vitae ( Riwayat Hidup )secara kronologis (Bahasa Inggris).
* ( Untuk penerima beasiswa / Dosen-Pengajar di PT Indonesia)
** ( Untuk yang akan membawa serta Istri/Suami/Anak)
. Mengatur waktu yang tepat, sehingga tidak ada waktu yang terbuang.
( Termin/Jadwal yang perlu diperhatikan ) :
- Akhir Pendaftaran Sekolah Bahasa / Studkoll / Perguruan Tinggi
Batas Akhir penerimaan pendaftaran di Perguruan Tinggi :
Sommersemester - 15 Januari
Wintersemester - 15 Juli
- Mulai masuk Sekolah Bahasa / Studkoll / Perguruan Tinggi
- Ada beberapa Jurusan Kuliah yang hanya di mulai pada musim panas
(Sommersemester 1 April – 30 September) atau musim dingin
(Wintersemester 1 Oktober – 31 Maret) di beberapa „Fachhochschule“ ada yang memulainya 1 bulan sebelumnya.
- Rentang waktu pengurusan Paspor dan perizinan dari instansi Pemerintahan.
- Rentang waktu pendaftaran sampai penerbitan Visa dari Kedutaan Jerman.
- Visa pertama yang diterbitkan hanya belaku selama 3 bulan. Kita bisa meminta pada Kedutaan Jerman kapan mulai berlakunya Visa, sehingga kita bisa menyesuaikan dengan jadwal keberangkatan ke Jerman / Flight Ticket
. Kebutuhan yang bisa dibawa untuk mengawali kehidupan di Jerman:
- Buku-buku yang berhubungan dgn mata kuliah yg akan dibawa, seperti kamus.
- Peralatan elektronik. ( seperti: Laptop, Voicerecorder, Ponsel, Kamera, Handycam, CD-Player, “Rice Cooker”- kecil dll. Harga peralatan elektronik di Jerman lebih mahal.)
- Untuk yang mau kuliah Informatik/ Hobi dengan IT, disarankan untuk membawa software yang diperlukan nanti.
- Alat dan sepatu olahraga.
- Pakaian/Sepatu. ( Bawa seperlunya, terutama untuk pakaian musim dingin, lebih baik untuk membelinya di Jerman, karena baju hangat/ sepatu boot disini kurang sesuai dengan iklim Jerman yang kelembabannya kurang/kering).
o Herbst/Winter - Musim Gugur/Dingin [September – Maret]
Temperatur ( 10°C / -10°C )
o Frühling/Sommer - Musim Semi/Panas [April – Agustus]
Temperatur ( 15°C / 30 °C )
- Multivitamin & Makanan kesukaan! ( Tidak perlu membawa Mie-Instan atau Beras, karena bisa kita beli disana ). Maksimal (bagasi) barang bawaan ke pesawat terbang hanya 20 Kg, untuk bisa 30 Kg harus meminta extra pada waktu pembelian Ticket Pesawat sehingga tertulis pada Ticket.
- Obat-obatan selain yang khusus dan juga yang obat umum seperti:untuk Demam/Flu/Sakit kepala/Mencret/Masuk angin, obat gosok(balsem).
- Untuk keperluan mandi dan kosmetik sebaiknya di beli di Jerman sehingga tidak memperberat bagasi kita.
. Terakhir dan terpenting, persiapan biaya dalam bentuk „cash“ yang akan diperlukan, minimal untuk 3 bulan pertama di Jerman. Untuk bulan-bulan pertama memulai kehidupan di Jerman diperlukan biaya yang lebih besar dari biaya hidup routine bulanan selanjutnya, hal ini dikarenakan keperluan kita untuk biaya transportasi baik untuk pendaftaran ataupun untuk mencari tempat tinggal, pembayaran awal jaminan untuk asrama/apartemen sebesar antara 2 - 3 bulan sewa bulanannya ( sewa bulanan asrama € 150 - € 300 ), biaya makan sehari-hari dan biaya tak terduga lainnya.
http://www.myg2g.com/stepbystep/24a6bc95cc023f701.html
. Menentukan pilihan studi secara matang, studi apa yang akan nanti dipilih.
. Mencari informasi yang selengkap-lengkapnya baik melalui internet, Kedutaan Jerman, Goethe Institut di kota terdekat atau teman/relasi yang pernah ke atau sedang di Jerman. Tentunya juga bisa memilih layanan kami (G2G).
. Membuat Paspor dan keperluan administrasi lainnya yang berhubungan dengan izin studi keluar negeri dari pemerintah Indonesia.
. Langsung mendatangi Kedutaan Jerman atau perwakilannya, untuk bisa langsung mendapatkan informasi / keterangan baik lisan atau tertulis dengan membawa formulir persyaratan yang telah di sediakan.
(minimal 3 kali kunjungan ke Kedutaan Jerman dari proses pengisian formulir, legalisasi sampai dengan penerbitan Visa, selama kurun waktu 1-3 bulan).
. Untuk mempercepat proses penerbitan Visa jika bisa sebaiknya:
- Jika ada keluarga atau relasi di yang bertempat tinggal di Jerman mintalah bantuan mereka untuk menjadi sponsor, sebagai penanggung biaya hidup di sana.
- Meminta bantuan dari keluarga atau relasi anda untuk mendaftarkan ke sekolah Bahasa atau Studkoll atau Perguruan Tinggi di Jerman. Setelah itu Dokumen bukti penerimaan Sekolah bisa di lampirkan pada persyaratan yang harus dipenuhi.
. Beberapa hal/dokumen yang sebaiknya dipersiapkan:
- Paspor
- Pas foto bermacam ukuran ( 2x3; 3x4; 4x6 )
- *Surat keterangan penerimaan Beasiswa
- *Ijin Studi ( Tugas Belajar ) dari Universitas / Instansi tempat bekerja
- **Surat Nikah, Akte Kelahiran Istri/Suami/Anak.
- Surat Jaminan keuangan dari Bank. ( Bahasa Inggris/Jerman ) disertai;
. Fotokopi Deposito / Tabungan setara € 6.000,-
. Bukti Aset/Kekayaan Sponsor setara € 6.000,- atau Lebih.
- Akte kelahiran ( Terjemahan + Legalisasi )
- Ijazah SMA dan atau S1 ( Terjemahan + Legalisasi )
- Transkrip Nilai Ijazah ( Terjemahan + Legalisasi )
- Surat Keterangan Sehat ( Terjemahan/Bahasa Inggris + Legalisasi )
- Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Kepolisian (Terjemahan + Legalisasi)
- Ijazah Bahasa Jerman dan atau Toefl ( Skor: 550)
- „Lebenslauf“ / CV-Curriculum Vitae ( Riwayat Hidup )secara kronologis (Bahasa Inggris).
* ( Untuk penerima beasiswa / Dosen-Pengajar di PT Indonesia)
** ( Untuk yang akan membawa serta Istri/Suami/Anak)
. Mengatur waktu yang tepat, sehingga tidak ada waktu yang terbuang.
( Termin/Jadwal yang perlu diperhatikan ) :
- Akhir Pendaftaran Sekolah Bahasa / Studkoll / Perguruan Tinggi
Batas Akhir penerimaan pendaftaran di Perguruan Tinggi :
Sommersemester - 15 Januari
Wintersemester - 15 Juli
- Mulai masuk Sekolah Bahasa / Studkoll / Perguruan Tinggi
- Ada beberapa Jurusan Kuliah yang hanya di mulai pada musim panas
(Sommersemester 1 April – 30 September) atau musim dingin
(Wintersemester 1 Oktober – 31 Maret) di beberapa „Fachhochschule“ ada yang memulainya 1 bulan sebelumnya.
- Rentang waktu pengurusan Paspor dan perizinan dari instansi Pemerintahan.
- Rentang waktu pendaftaran sampai penerbitan Visa dari Kedutaan Jerman.
- Visa pertama yang diterbitkan hanya belaku selama 3 bulan. Kita bisa meminta pada Kedutaan Jerman kapan mulai berlakunya Visa, sehingga kita bisa menyesuaikan dengan jadwal keberangkatan ke Jerman / Flight Ticket
. Kebutuhan yang bisa dibawa untuk mengawali kehidupan di Jerman:
- Buku-buku yang berhubungan dgn mata kuliah yg akan dibawa, seperti kamus.
- Peralatan elektronik. ( seperti: Laptop, Voicerecorder, Ponsel, Kamera, Handycam, CD-Player, “Rice Cooker”- kecil dll. Harga peralatan elektronik di Jerman lebih mahal.)
- Untuk yang mau kuliah Informatik/ Hobi dengan IT, disarankan untuk membawa software yang diperlukan nanti.
- Alat dan sepatu olahraga.
- Pakaian/Sepatu. ( Bawa seperlunya, terutama untuk pakaian musim dingin, lebih baik untuk membelinya di Jerman, karena baju hangat/ sepatu boot disini kurang sesuai dengan iklim Jerman yang kelembabannya kurang/kering).
o Herbst/Winter - Musim Gugur/Dingin [September – Maret]
Temperatur ( 10°C / -10°C )
o Frühling/Sommer - Musim Semi/Panas [April – Agustus]
Temperatur ( 15°C / 30 °C )
- Multivitamin & Makanan kesukaan! ( Tidak perlu membawa Mie-Instan atau Beras, karena bisa kita beli disana ). Maksimal (bagasi) barang bawaan ke pesawat terbang hanya 20 Kg, untuk bisa 30 Kg harus meminta extra pada waktu pembelian Ticket Pesawat sehingga tertulis pada Ticket.
- Obat-obatan selain yang khusus dan juga yang obat umum seperti:untuk Demam/Flu/Sakit kepala/Mencret/Masuk angin, obat gosok(balsem).
- Untuk keperluan mandi dan kosmetik sebaiknya di beli di Jerman sehingga tidak memperberat bagasi kita.
. Terakhir dan terpenting, persiapan biaya dalam bentuk „cash“ yang akan diperlukan, minimal untuk 3 bulan pertama di Jerman. Untuk bulan-bulan pertama memulai kehidupan di Jerman diperlukan biaya yang lebih besar dari biaya hidup routine bulanan selanjutnya, hal ini dikarenakan keperluan kita untuk biaya transportasi baik untuk pendaftaran ataupun untuk mencari tempat tinggal, pembayaran awal jaminan untuk asrama/apartemen sebesar antara 2 - 3 bulan sewa bulanannya ( sewa bulanan asrama € 150 - € 300 ), biaya makan sehari-hari dan biaya tak terduga lainnya.
http://www.myg2g.com/stepbystep/24a6bc95cc023f701.html
Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah saw bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai (H.R. Ahmad).
DAlam riwayat Abu Hurairah dikatakan Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah (H.R. Malik).
Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.
Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:
1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)
http://www.perpustakaan-islam.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=175
Siapa yang menahan marah, padahal ia dapat memuaskannya (melampiaskannya), maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud - At-Tirmidzi)
Tingkat keteguhan seseorang dalam menghadapi kesulitan hidup memang berbeda-beda. Ada yang mampu menghadapi persoalan yang sedemikian sulit dengan perasaan tenang. Namun, ada pula orang yang menghadapi persoalan kecil saja ditanggapinya dengan begitu berat. Semuanya bergantung pada kekuatan ma’nawiyah (keimananan) seseorang.
Pada dasarnya, tabiat manusia yang beragam: keras dan tenang, cepat dan lambat, bersih dan kotor, berhubungan erat dengan keteguhan dan kesabarannya saat berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki keteguhan iman akan menyelurusi lorong-lorong hati orang lain dengan respon pemaaf, tenang, dan lapang dada.
Adakalanya, kita bisa merasa begitu marah dengan seseorang yang menghina diri kita. Kemarahan kita begitu memuncak seolah jiwa kita terlempar dari kesadaran. Kita begitu merasa tidak mampu menerima penghinaan itu. Kecuali, dengan marah atau bahkan dengan cara menumpahkan darah. Na’udzubillah.
Menurut riwayat, ada seorang Badwi datang menghadap Nabi S.A.W. dengan maksud ingin meminta sesuatu pada beliau. Beliau memberinya, lalu bersabda, "Aku berbuat baik padamu." Badwi itu berkata, "Pemberianmu tidak bagus." Para sahabat merasa tersinggung, lalu mengerumuninya dengan kemarahan. Namun, Nabi memberi isyarat agar mereka bersabar.
Kemudian, Nabi S.A.W. pulang ke rumah. Nabi kembali dengan membawa barang tambahan untuk diberikan ke Badwi. Nabi bersabda pada Badwi itu, "Aku berbuat baik padamu?" Badwi itu berkata, "Ya, semoga Allah membalas kebaikan Tuan, keluarga dan kerabat."
Keesokan harinya, Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para sahabat, "Nah, kalau pada waktu Badwi itu berkata yang sekasar engkau dengar, kemudian engkau tidak bersabar lalu membunuhnya. Maka, ia pasti masuk neraka. Namun, karena saya bina dengan baik, maka ia selamat."
Beberapa hari setelah itu, si Badwi mau diperintah untuk melaksanakan tugas penting yang berat sekalipun. Dia juga turut dalam medan jihad dan melaksanakan tugasnya dengan taat dan ridha.
Rasulullah S.A.W. memberikan contoh kepada kita tentang berlapang dada. Ia tidak panik menghadapi kekasaran seorang Badwi yang memang demikianlah karakternya. Kalau pun saat itu, dilakukan hukuman terhadap si Badwi, tentu hal itu bukan kezhaliman. Namun, Rasulullah S.A.W. tidak berbuat demikian. Beliau tetap sabar menghadapinya dan memberikan sikap yang ramah dan lemah lembut. Pada saat itulah, beliau S.A.W. ingin menunjukkan pada kita bahwa kesabaran dan lapang dada lebih tinggi nilainya daripada harta benda apa pun. Harta, saat itu, ibarat sampah yang bertumpuk yang dipakai untuk suguhan unta yang ngamuk. Tentu saja, unta yang telah mendapatkan kebutuhannya akan dengan mudah dapat dijinakkan dan bisa digunakan untuk menempuh perjalan jauh.
Adakalanya, Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui batas kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi. Melainkan, karena kehormatan agama Allah.
Rasulullah S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa), dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR. Bukhari)
Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk, kata-katanya keji dan kotor." (HR. Turmudzi).
Seorang yang mampu mengendalikan nafsu ketika marahnya berontak, dan mampu menahan diri di kala mendapat ejekan. Maka, orang seperti inilah yang diharapkan menghasilkan kebaikan dan kebajikan bagi dirinya maupun masyarakatnya.
Seorang hakim yang tidak mampu menahan marahnya, tidak akan mampu memutuskan perkara dengan adil. Dan, seorang pemimpin yang mudah tersulut nafsu marahnya, tidak akan mampu memberikan jalan keluar bagi rakyatnya. Justru, ia akan senantiasa memunculkan permusuhan di masyarakatnya. Begitu pun pasangan suami-isteri yang tidak memiliki ketenangan jiwa. Ia tidak akan mampu melayarkan laju bahtera hidupnya. Karena, masing-masing tidak mampu memejamkan mata atas kesalahan kecil pasangannya.
Bagi orang yang imannya telah tumbuh dengan suburnya dalam dadanya. Maka, tumbuh pula sifat-sifat jiwa besarnya. Subur pula rasa kesadarannya dan kemurahan hatinya. Kesabarannya pun bertambah besar dalam menghadapi sesuatu masalah. Tidak mudah memarahi seseorang yang bersalah dengan begitu saja, sekalipun telah menjadi haknya.
Orang yang demikian, akan mampu menguasai dirinya, menahan amarahnya, mengekang lidahnya dari pembicaraan yang tidak patut. Wajib baginya, melatih diri dengan cara membersihkan dirinya dari penyakit-penyakit hati. Seperti, ujub dan takabur, riya, sum’ah, dusta, pengadu domba dan lain sebagainya. Dan menyertainya dengan amalan-amalan ibadah dan ketaatan kepada Allah, demi meningkatkan derajat yang tinggi di sisi Allah S.W.T.
Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah S.A.W. bersabda, "Apakah tiada lebih baik saya beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?" Para sahabat menjawab, "Baik, ya Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu. Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Engkau suka memberi kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, engkau mau bersilaturahim kepada orang yang telah memutuskan hubungan dengan engkau." (HR. Thabrani).
Sabdanya pula, "Bahwasanya seorang hamba apabila mengutuk kepada sesuatu, naiklah kutukan itu ke langit. Lalu, dikunci pintu langit-langit itu buatnya. Kemudian, turunlah kutukan itu ke bumi, lalu dikunci pula pintu-pintu bumi itu baginya. Kemudian, berkeliaranlah ia kekanan dan kekiri. Maka, apabila tidak mendapat tempat baru, ia pergi kepada yang dilaknat. Bila layak dilaknat (artinya kalau benar ia berhak mendapat laknat), tetapi apabila tidak layak, maka kembali kepada orang yang mengutuk (kembali ke alamat si pengutuk)." (HR. Abu Dawud).
(sumber ; Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)